Semprotan Nyamuk Paling Sadis Di Dunia

Semprotan nyamuk biasanya hanya berisi bahan-bahan kimia atau obat
untuk melumpuhkan nyamuk. Akan tetapi Johannes Vogl merancang
semprotan nyamuk dengan menambah fitur yang aneh sekali . Dengan berbekal ketrampilan
merakit, dia membuat semprotan nyamuk agar bisa mengeluarkan api seperti
halnya korek api.
http://craziestgadgets.com/wp-content/uploads/2010/01/mosquito-blowtorch-350x499.jpg

SUMBER


Coklat Terbesar di Dunia ( 4.400 Kg )

Negara Armania berhasil mencuri perhatian publik dengan membuat cokelat raksasa, padahal kita semua tahu negara produktif pembuat cokelat dipegang oleh Swiss dan Belgia. Namun negara kecil ini mampu mencetak rekor dengan membuat cokelat terbesar di dunia dan dicatat oleh Guinness Book of Record.

Cokelat besar ini dibuat oleh pabrik cokelat Grand Candy untuk merayakan hari jadinya ke-10 tahun. Cokelat bar raksasa berbahan dasar biji kakao dari Ghana ini memiliki berat 4.400 kilogram, panjang 5,6 meter dengan tebal 0,2 meter.

Perwakilan Guinness Book of Record memastikan coklat ini akan dimasukan ke dalam buku Guinness Book of Record. Rekor ini pun akan menggeser rekor sebelumnya yang dicetak Italia pada 2007.

Rencananya cokelat bar raksasa ini akan dipotong menjadi kecil-kecil dan dibagikan secara bebas untuk seluruh masyarakat di Yerevan.

Makan Es Krim yang Berakhir Cacat dan Tak Bisa Bicara


Jangan anggap remeh alergi makanan karena bisa berakibat fatal hingga kematian. Gara-gara punya alergi, seorang gadis harus mengalami koma selama empat minggu dan saat tersadar tubuhnya menjadi cacat dan tak bisa bicara.

Seperti dialnsir thesun, Sabtu (25/9/2010), peristiwa tragis itu dialami oleh Rachel Devine, gadis Irlandia berusia 25 tahun. Pada musim panas tahun lalu, Rachel dan pasangannya Chris Mee (27 tahun) pergi berlibur ke Turki.

Karena udara yang panas saat sedang menikmati liburan di hari keduanya, Rachel membeli dua sendok es krim untuk dirinya dan pasangannya di sebuah kedai es krim. Rachel tidak tahu kalau es krim tersebut mengandung susu kambing yang belakangan diketahui saat kecil ia pernah alergi susu kambing.

Baru satu suapan es krim, Rachel sudah merasakan ada yang tidak beres pada tubuhnya. Mulutnya bengkak dan menjadi susah bernapas. Obat inhaler untuk asma yang selalu dibawa-bawa Rachel juga tidak membuatnya menjadi lebih baik.

Rachel juga sempat menyuntikkan adrenalin EpiPen yang selalu dibawanya jika mengalami kasus-kasus shock yang serius. Tapi obat-obatan itu tidak cepat membantunya, Rachel pingsan di tempat kejadian.

Otaknya kekurangan oksigen dan Rachel mengalami koma. Rachel kemudian mendapat pengobatan darurat di Turki. Dokter yang menangani menduga dia terkena serangan jantung dan menemukan otaknya sudah kekurangan okisgen.

Perawatan intensif di rumah sakit Izmir Turki selama 8 hari menemukan adanya pembengkakkan pada otaknya. Karena tak kunjung sadar, Rachel kemudian diterbangkankan dengan pesawat swasta ke Rumah Sakit Royal Victoria di Belfast.

Di Izmir, Rachel mendapat perawatan intensif. Setelah delapan hari pengobatan di Turki, ia diterbangkan dengan pesawat jet medis swasta langsung ke Royal Victoria Hospital di Belfast. Semua biaya perawatan dan perjalanan ditanggung oleh perusahaan asuransi perjalanan pasangan tersebut.

Sesampai di Belfast, dokter yang menanganinya lebih pesimistis lagi dan memberitahukan keluarganya untuk bersiap-siap menerima kejadian yang buruk. Pengalaman beberapa pasien yang koma membuat dokter tidak berani memberikan harapan yang tinggi kepada keluarga Rachel.

Ajaibnya, setelah empat minggu koma Rachel akhirnya tersadar. Rachel mengaku ketika tersadar ia mengira mengalami kecelakaan pesawat dalam perjalanan ke Turki.

Meski otaknya selamat, namun Rachel tidak dapat berjalan dan berbicara. Kini ia bertekad sembuh dengan mengikuti program rehabilitasi untuk melawan sakitnya.

Dari satu-dua buah kata yang diucapkan, kini ia sudah bisa mengucapkan 5-6 kata dan mulai berlatih berdiri. Rachel mengaku ingin menjalani hidupnya seperti dulu dan bekerja lagi. Ia ingin bisa menyetir mobil lagi, bernyanyi sambil main piano dan menari salsa kegemarannya.

Dokter mengatakan Rachel sangat beruntung karena alergi langka dan ekstrim yang menyerangnya bisa membunuhnya. Ketika seorang alergi makanan pada awalnya mungkin terasa gatal-gatal kulit dan suara serak.

Kemudian saluran udara mulai menyempit sehingga jantung tidak bisa memompa udara dengan baik akibatnya tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Ketika tubuh kekurangan oksigen, otak menjadi sangat peka. Sehingga jika tidak cepat tertolong orang yang alergi makanan bisa berakibat fatal.

Makanan-makanan yang bisa membuat alergi umumnya berupa susu, telur, kacang-kacangan atau makanan laut. Memang sulit bagi orang yang menderita alergi untuk memilih makanannya karena kadang-kadang tidak sadar memakannya dari makanan yang sudah diolah atau ada dalam kandungan makanan lain.

Penderita alergi parah disarankan untuk membawa suntikan adrenalin EpiPen untuk mengurangi dampak jika ada kondisi darurat yang menyerangnya.

5 Tips Menghadapi Mata Lelah di depan Komputer



Beberapa dari kita tentu memiliki kebiasaan untuk bekerja berlama-lama di depan monitor PC, entah untuk bekerja atau melakukan hal lain seperti bermain game dan browsing. Alhasil efek mata lelah dan kepala pening pun tak dapat dihindari.

Walau banyak yang menganggap fakta ini tidak sepenuhnya benar, namun kenyataannya hal ini tetap mempengaruhi kesehatan mata kita. Efeknya terkadang kita sedikit kesulitan untuk memfokuskan objek pandang, dan sebagainya. Hal ini tentunya diakibatkan pancaran radiasi monitor yang terlalu lama saat kita bekerja.

berikut ini adalah beberapa tips menghindari mata lelah, saat berada di depan monitor:

1. Jaga jarak pandang dari monitor.

Berada terlalu dekat dengan monitor memang sedikit membahayakan bagi mata kita. Seharusnya kita menjaga jarak pandang ke monitor kita dengan baik. Jarak yang disarankan adalah sekitar 20-40 inchi (50-100cm) dari mata.

Jika kita masih kesulitan membaca padahal monitor sudah berada pada jarak 20 inchi, cobalah untuk memperbesar font kita hingga kita merasa nyaman.

2. Singkirkan CRT, Beralih ke LCD

Monitor tabung (CRT) memang memberi efek yang lebih buruk dibanding LCD, selain energi yang dibutuhkan juga lebih besar. Cobalah mengganti monitor CRT kita dengan LCD.

Namun harga monitor LCD memang lebih mahal dibanding CRT. Bagi kita yang masih menyeyangi monitor CRT, ada baiknya kita membeli filter anti-radiasi. ini adalah solusi untuk mengurangi rasa nyeri mata akibat duduk berlama-lama di depan monitor, namun dengan harga yang murah.

3. Atur monitor setting

Beberapa monitor yang ada sekarang banyak menyediakan pre-set display mode, untuk memudahkan pengguna mengganti setting layar mereka. Pre-set setting tersebut memberi level brightnes yang berbeda, untuk menyesuaikan kondisi penggunaan monitor. Adakalanya manfaatkan hal tersebut.

Misal settingan seperti, ‘text’ atau ‘internet’ akan terasa lebih sejuk di mata, saat kita gunakan untuk mengetik ataupun browsing. Setingan ‘game’ atau ‘movie’ akan terlihat lebih terang saat digunakan.

4. Gunakan kacamata anti radiasi

Walau hal ini membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, namun ada baiknya saat memiliki cukup uang kita membeli kacamata anti-radiasi. Selain bisa dibawa kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namuna juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya.

Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita. Karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi cahaya berlebih.

5. Mengistirahatkan mata sejenak, secara berkala

Cara termudah menghindari mata lelah akibat radiasi monitor adalah mengistirahatkannya secara berkala. Cobalah untuk mengistirahatkan mata sekitar 5 menit tiap jamnya. Kita dapat menggunakan waktu 5 menit tersebut untuk berjalan-jalan, melihat pemandangan, mencuci muka dan sebagainya. Yang penting menjauh dari monitor.

Related Posts with Thumbnails
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme